Rabu, 22 Mei 2013

Menggalang Bantuan Lewat Facebook untuk Masyarakat Adat PANDUMAAN - SIPITUHUTA

HUMBAHAS . Sejumlah bantuan dan dukungan terhadap masyarakat adat Desa Pandumaan dan Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Humbang Hasundutan terus mengalir dari berbagai pihak. Tidak terkecuali komunitas di jejaring sosial Facebook yang berhasil menggalang dana jutaan rupiah kepada masyarakat adat yang bersengketa dengan salah satu perusahaan pembubur kayu di Tapanuli.

Salah satu grup Facebook yang berhasil menggalang dana untuk masyarakat Pandumaan dan Sipituhuta kecamatan Pollung adalah grup facebook Par Dolok Sanggul. Grup Facebook ini merupakan komunitas jejaring sosial milik para perantau Dolok Sanggul yang umumnya ada di Jakarta. Komunitas ini secara spontan melakukan penggalangan dana bahkan untuk membantu perjuangan masyarakat adat Pandumaan dan Sipituhuta.

"Awalnya kita melihat dan membaca sejumlah informasi terkait konflik yang terjadi di Pandumaan dan Sipituhuta. Kita terpanggil selaku putra putri dari Humbahas untuk menyerahkan bantuan kepada mereka yang saat ini menghadapi proses hukum terkait perlawanan terhadap pengambilan lahan oleh salah satu perusahaan pembubur kayu," terang salah satu anggota komunitas Par Dolok Sanggul Thony Pasaribu kepada Analisa, di Pandumaan, Senin (20/5).


Thony mengatakan, penggalangan bantuan yang diserahkan kepada masyarakat Pandumaan dan Sipituhuta tersebut merupakan bagian dari doa agar para masyarakat adat tidak berhenti berjuang untuk mempertahan warisan leluhur yang ada di Humbahas. Sebab sejumlah putra putri Humbahas yang saat ini berhasil meraih sejumlah prestasi di perantauan tidak lepas dari warisan leluhur termasuk tanah wilayat yang saat ini diperjuangkan masyarakat adat. Sehingga keberadaan tanah wilayat dan secara khusus kawasan hutan yang menjadi pusat populasi kemenyan merupakan bagian dari jati diri daerah dan budaya batak yang harus terus dijaga. 

"Kita mendukung dengan keterbatasan kita, dan kami di perantauan juga akan terus memberikan bantuan sedaya mampu kami untuk perjuangan ini," katanya.

Salah satu dari administrasi akun Par Dolok Sanggul Elgina Sihombing mengatakan, penggalangan dana tersebut dilakukan secara spontan oleh sejumlah perantau. Sebab ketika membaca pemberitaan di sejumlah media masa mengenai sejumlah peritiwa dan sengketa menyangkut tanah adat maka para perantau termasuk kumpulan Parsadaan Nahumalian Dolok Sanggul (Parnados).

"Kitakan mengetahui bersama bahwa sebahagian besar masyarakat adat di Humbahas hidup dengan pengelolaan hutan dan para pengelola kemenyaan juga menjadi tulang punggung keluarga. Karena itulah kita memberikan bantuan kepada para korban khususnya yang 16 orang yang berstatus sebagai tersangka," terangnya.


Sekadar untuk diketahui dalam empat tahun terakhir warga Pandumaan dan Sipituhuta Kecamatan Pollung melakukan perlawanan terhadap penggunaan kawasan adat mereka yang masuk pada konsesi salah satu perusahaan kayu di Tapanuli. Beberapa kali dalam perlawanan tersebut kontak fisik antara warga dan aparat keamanan serta pihak pemilik konsesi tidak terelakkan. 

Bahkan pada akhir Februari tahun ini konflik antara masyarakat adat dengan pihak pemilik konsesi terjadi kembali. Sebanyak 16 orang digiring ke Polda Sumut dan sudah dikeluarkan dengan status tahanan luar.  

"Untuk itulah kita hadir di Humbahas menyerahkan bantuan tersebut kepada mereka yang tidak dapat menghidupi keluarganya atas perjuangan ini," terang Elgina.[Oleh: Parasian Hasibuan.]


0 komentar:

Posting Komentar