Jumat, 12 Oktober 2012

Bupati ,Tolong jangan sembunyi

DOLOKSANGGUL– Warga Pandumaan dan Sipituhuta, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan meminta pemkab jangan tutup mata atas peristiwa yang mencekam yang terjadi dua hari terakhir terkait permasalahan warga dengan PT Toba Pulp Lestari (PT TPL). 

Hingga kemarin tak ada satupun pejabat pemkab yang berusaha turun ke lapangan atau memberikan komentar atas kejadian terakhir turunya ribuan warga ke jalan.Aksi ini dilakukan untuk menghalangi polisi menjemput delapan warga Kecamatan Pollung.Mereka menjadi saksi terjadinya pembakaran alat berat milik PT TPL, 19 September lalu.

“Belum ada campur tangan pemkab atau dukungan. Bahkan kami tidak tahu apakah Bupati Humbahas Maddin Sihombing mengetahui insiden ini atau tidak,” ujar tokoh masyarakat dari dua desa Pendeta Haposan Sinambela,kemarin. Haposan menilai yang terjadi saat ini tidak lepas dari lemahnya pemkab dalam mendukung perjuangan rakyat yang sudah empat tahun mempertahankan hutan adat mereka. Selama ini pemkab tidak serius mengupayakan pembebasan kawasan adat dari lahan PT TPL.

“Kami bukan merampas,tetapi mempertahankan.Sebab selama ini kami tetap mengelola lahan adat kami dengan baik.Jadi bukan lahan TPL yang kami minta,namun lahan kami yang kami jaga,”ujarnya. Haposan beranggapan jika pemkab membatu perjuangan warga maka beragam insiden yang terjadi tidak akan berujung tragis.“Matipun kami sudah siap,tanah kami warisan leluhur kami, jati diri kami.

Negara harus tahu tentang itu,” katanya Warga sendiri sudah menyatakan tidak akan percaya lagi pada janji pemkab yang hanya mengulur-ngulur persoalan saja. Sementara kemarin,masyarakat adat masih turun ke jalan, namun situasi tetap kondusif. Sejumlah kaum pria masih terlihat berjaga-jaga di sepanjang jalan menyusul belum adanya kepastian penghentian pemeriksaan terhadap kedelapan warga.

Pada hari ketiga tidak terlihat lagi kaum ibu dan anakanak yang turun ke jalan membawa benda tajam dan balok kayu. “Kami tetap siaga, dan tidak satu orangpun dari Desa Pandumaan dan Sipituhuta bisa dibawa oleh siapapun juga. Kami berbuat atas nama adat dan akan melindungi kami dari siapapun juga,”kata Haposan. Sementara itu, adanya tiga karyawan PT TPL yang sempat diamankan warga sudah dikembalikan ke Polres Humbahas di dampingi Camat Pollung dan Kapolsek Pollung.

Humas dan Keprotokolan Pemkab Humbahas, Osbornd Siahaan mengatakan bahwa pemkab tidak pernah menutup mata untuk kasus di Kecamatan Pollung. Namun harus dipahami, kata dia, pemkab berusaha memberikan solusi terbaik dalam penyelesaian konflik yang sudah memasuki tahun ke empat ini. “Kami tidak pernah tutup mata, dan kita ikut berjuang bersama warga. Namun perjuangan inikan tidak semudah yang kita pikirkan,”katanya.

Sementara untuk insiden yang terjadi pada dua hari terakhir, pemkab juga telah meminta aparatnya mulai dari camat hingga kepala desa untuk memonitor situasi dan mendekati warga agar tetap tenang “Tidak sekalipun kami membiarkan warga kami. Kami tetap berusaha mencari jalan terbaik,”ujarnya. Osbornd menjanjikan setelah data dan infomasi sudah terkumpul lengkap, maka pejabat terkait akan memberikan keterangan. Camat Pollung, Paiman Purba menambahkan, sejauh ini pihaknya sudah memberikan laporan kepada asisten pemerintahan pemkab.

Sumber :Baringin Lumban Gaol  ( Wartawan Seputar Indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar